Selasa, 08 Oktober 2013

Penggunaan Strategi Pembelajaran Heuristik dalam KBM Menulis Paragraf Deskriptif Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa (PTK di Kelas II SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)



A.    Judul
Penggunaan Strategi Pembelajaran Heuristik dalam KBM Menulis Paragraf Deskriptif Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa (PTK di Kelas II SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)
B.     Nama Penulis
Titi Rosmayati
C.    Bidang Kajian
Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
D.    Abstrak
Abstrak
Kata Kunci: KBM Menulis Paragraf  Deskriptif, Kemampuan Siswa yang Ditunjukkan dalam Aktivitas dan Hasil Belajar, dan Strategi Pembelajaran Heuristik
Penelitian ini bermula dari adanya kesenjangan yang terjadi dalam KBM menulis paragraf deskriptif yang telah dilakukan guru dan siswa kelas II SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Kesenjangan dimaksud, yakni aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas ini, masih jauh dari yang diharapkan.Hal ini disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat.Untuk mengatasinya digunakan strategi pembelajaran heuristik. Adapun pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana langkah-langkah meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskriptif melalui penggunaan strategi pembelajaran heuristik?, dan (2) apakah penggunaan strategi pembelajaran heuristik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif? Prosedur yang akan ditempuh untuk membuktikan tepat tidaknya solusi tersebut, adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut, dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklusnya menempuh tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Setelah melakukan penelitian ini dapat diambil simpulan bahwa penggunaan strategi pembelajaran heuristik dalam KBM menulis paragraf deskriptif terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa yang menjadi subjek, baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajarnya.Adanya peningkatan ini, tidak lepas dari upaya sekemampuan guru, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya.
E.     Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Kualitas pengelolaan pembelajaran setiap mata pelajaran  di sekolah dasar, perlu terus ditingkatkan melalui berbagai upaya strategis. Dalam rangka itu, guru memiliki tanggung jawab paling strategis.Upaya ini telah dan sedang dilakukan, termasuk oleh guru yang bertugas di SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Tidak sedikit dari upaya yang telah dilakukan itu telah memberi dampak positif terhadap tumbuh kembangnya kemampuan siswa, seperti yang terjadi pada siswa kelas II.Di kelas ini, penulis memiliki tanggung jawab begitu besar.Ada di antaranya upaya yang telah dilakukan, dinilai kurang berhasil menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menulis paragraf deskriptif. Ini merupakan salah satu bentuk persoalan yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena ke depan akan menghambat kemampuan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menulis paragraf deskriptif lainnya.
Berdasarkan hasil refleksi awal terhadap hasil tulisan siswa diketahui ada beberapa kesalahan, seperti paragraf yang ditulis belum mencerminkan bentuk paragraf yang diinginkan.Selain itu, penggunaan pilihan kata yang kurang tepat ditemukan hampir di setiap kalimat.Belum lagi penggunaan tanda baca dan unsur-unsur EYD.Hanya ada beberapa orang siswa yang diketahui cukup mampu memenuhi setiap tuntutan tersebut.
Sebagai guru yang telah mengelola proses KBM seperti pada konteks di atas, sangatlah menyadari bahwa hal ini bukan semata-mata disebabkan oleh siswa saja melainkan disebabkan oleh  pula yang kurang terampil mengelola potensi siswa. Kesalahan teknik pengelolaan pada saat itu, bukan saja telah berujung pada proses belajar siswa menjadi kurang bermakna tetapi juga pada rata-rata hasil belajarnya kurang mencapai harapan. Semula penyajian materi yang berlebih dikira akan memberikan dampak positif pada perkembangan pemahaman siswa terhadap tata tertib memenuhi bentuk tulisan ini. Suatu  yang sangat berharga, yang tidak boleh terulang kembali di saat memenuhi tuntutan yang sama. Namun sebelum tuntutan itu dialami lagi ke depan pada siswa yang lain, perlu kiranya dari sekarang diupayakan berbagai strateginya yang tepat. Salah satu strategi yang patut diuji untuk mengatasi persoalan ini, yaitu strategi pembelajaran heuristik.Untuk menguji efektivitas dari strategi ini dalam mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas.
b.      Rumusan Masalah
Pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan dalam dua pertanyaan berikut.
1.      Bagaimana langkah-langkah meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif melalui penggunaan strategi pembelajaran heuristik?
2.      Apakah penggunaan strategi pembelajaran heuristik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif?
c.       Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini, antara lain:
1.      untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif;
2.      untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran menulis paragraf deskriptif;
3.      untuk mengetahui efektivitas strategi pembelajaran heuristik yang diupayakan mengatasi masalah siswa kurang aktif dalam belajar dan hasilnya kurang mencapai sasaran.
F.     Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
a.      Kajian Teori
1.   Menulis paragraf deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui keadaan, warna, rasa, atau kesan  yang ada pada hal tersebut. Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau suasana dengan kata-kata.
Paragraf deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1)      paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa;
2)      paragraf deskripsi objektif adalah paragraf  yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya;
3)      paragraf deskripsi subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa paragraf ini memiliki ciri-ciri tertentu, yakni:
1)      menggambarkan atau melukiskan sesuatu;
2)      penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera;
3)      embuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Adapun langkah-langkah konkret dalam menulis paragraf deskriptif, yakni sebagai berikut.
1)      Menentukan sebuah topik.
2)      Membuat kerangka paragraf deskriptif.
3)      Mengembangkan kerangka menjadi paragraf deskriptif yang diinginkan.
4)      Merevisi paragraf deskriptif yang sudah ditulis.
Berikut ini akan disajikan contoh paragraf deskriptif yang diinginkan.
Pemandangan Pantai Pangandaran sangat mempesona.Di sebelah kiri terlihat tebing yang amat sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat.Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Pangandaran ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di Pantai Pangandaran ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan lainyang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah masuk ke dalam hamparan air laut.

2.      Strategi Pembelajaran Heuristik
Penggunaan strategi heuristik bertujuan tertentu, seperti dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), yaitu “Strategi pembelajaran heuristik merupakan strategi untuk menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik untuk mencarai dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan”.Tugas guru dalam pembelajaran berdasarkan strategi ini, dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), yakni mengarahkan peserta didik pada data-data terpilih, selanjutnya peserta didik merumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi ini dan proses berakhir. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, gurudapat memberikan data baru hingga peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat.Dalam strategi ini, guru hanya mengarahkan dan menuntun peserta didik hingga mampu menemukan sendiri.
Sejalan dengan pendapat ahli di atas, Sagala (2009: 71) mengemukakan bahwa “Melalui strategi pembelajaran heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa.Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.Strategi pembelajaran heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan strategi pembelajaran heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagai atas diskoveri dan inkuiri.
Agar peran strategis di atas dapat dipenuhi dengan baik, guru perlu lebih dulu menyusun suatu perencanaan untuk dijadikan pedoman pada saat melaksanakan tugasnya itu.
Ada beberapa hal yang perlu selalu diingat guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran heuristik sebagai landasan dalam membelajarkan siswa dalam menulis paragraf deskriptif, yakni sebagai berikut.
1)      Pusat kegiatan belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2)      Pembelajaran dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3)      Bangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya.
4)      Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
5)      Siswa harus selalu aktif selama pembelajaran.      
6)      Proses aktif ini tidak terjadi melalui transmisi, tapi melalui interpretasi.
7)      Interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya.
8)      Interpretasi dibangun oleh metode instruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar pikiran), melalui diskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
9)      Tanya jawab didorong oleh kegiatan inkuiri (ingin tahu) para siswa. Jadi kalau  siswa tidak bertanya/tidak bicara berarti dia tidak belajar secara optimal.
10)  Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.
Adapun sebagai tolok ukur dari langkah-langkah yang sebaiknya ditempuh oleh guru pada saat melaksanakan tugasnya membelajarkan siswa berdasarkan ketentuan strategis pembelajaran heuristik, seperti dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), yakni, langkah awal pengajar dalam strategi pembelajaran heuristik, yakni mengarahkan peserta didik pada data-data terpilih. Selanjutnya pserta didik merumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi ini dan proses berakhir. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, pengajar bisa memberikan data baru hingga peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat.Dalam strategi ini, pengajar hanya mengarahkan dan menuntun sampai peserta didik bisa menemukan sendiri.
Dengan demikian, menjadi jelaslah bahwa strategi pembelajaran heuristik adalah sebuah strategi yang menyiasati agar aspek-aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem instruksional mengarah kepada pengaktifan siswa, mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang dibutuhkannya. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), “Ada beberapa teknik penyajian yang pararel dengan strategi pembelajaran heuristik, yakni inkuiri (inquiry), pemecahan masalah (problem solving), eksperimen, penemuan (discovery), teknik nondirektif, penyajian secara kasus, dan teknik penyajian kerja lapangan”.
Ada beberapa langkah konkret yang harus diupayakan guru dalam mengelola proses belajar siswa bila menggunakan strategi pembelajaran heuristik. Beberapa langkah dimaksud dijelaskan Mulyasa (2003:243) dalam rangkaian tahapan berikut.
1)      Tahap pemanasan-apersepsi selama lebih kurang 5 s.d. 10 menit, dengan langkah-langkah berikut: (1) pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2) motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna baginya; (3) peserta didik didorong agar tertraik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2)      Tahap eksplorasi selama lebih kurang 25 s.d. 30 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) materi/keterampilan baru diperkenalkan; (2) libatkan siswa secara aktif dalam problemsolving; (3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.
3)      Tahap konsolidasi pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru; (2) libatkan siswa secara aktif dalam problem solving; (3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.
4)      Tahap pembentukan sikap dan perilaku selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) peserta didik didorong untuk menerapkan konsep/pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (2) peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari; dan (3) cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan pada sikap dan perilaku peserta didik.
5)      Tahap penilaian formatif selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (2) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan  (3) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.      Hipotesis Tindakan
Berdasarkan oraian teori di atas, terhadap pokok masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebuah hipotesis tindakan sebagai berikut “Kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskriptif meningkat setelah digunakan strategi pembelajaran heuristik”.Kebenaran hipotesis tersebut perlu dibuktikan melalui data empiric di lapangan.

G.    Metodologi Penelitian
a.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini, yaitu siswa kelas II SD Negeri 1 LimusgedeTahun Pelajaran 2008/2009, yang berjumlah 28 orang, yang sedang menempuh semester 1 dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
b.      Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini berlangsung, yaitu di kelas II SD Negeri Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan proses KBM menulis paragraf deskriptif pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
c.       Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini, yaitu pada awal tahun pelajaran 2008/2009.Lamanya waktu yang diperlukan,lebih kurang tiga bulan, yang terhitung mulai bulan Februari hingga April 2008.Dalam menentukan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Hal ini karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
d.      Siklus PTK
Siklus yang ditentukan untuk kepentingan penelitian ini, yakni dua siklus. Dalam setiap siklusnya menempuh empat tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
e.       Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan diskusi.Untuk masing-masing teknik tersebut digunakan lembar tes, lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar diskusi.


f.       Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti berikut.
1.    Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Aktivitas siswa dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi pembelajaran menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi heuristik dengan caramenganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
H.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian
Siklus I
Pelaksanaan KBMmenulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus I, dapat diamati, yang hasilnya sebagai berikut.
1.       Aktivitas belajar siswa masih kurang sesuai dengan tahapan-tahapan belajar yang sudah direncanakan. Hal ini disebabkan oleh guru belum terbiasa mengelola pembelajaran menulis paragraf deskriptif berdasarkan pola strategi heuristik. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak.  Perolehan nilai aktivitas belajar siswa dalam Pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptif yang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus I, yakni 9 orang siswa (32,15%) mendapat nilai 75, dan 18 orang siswa lainnya (67,85%) mendapat nilai 81.
2.      Hasil belajar siswa dalam KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus I, cukup mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 60. Namun hasil belajar pada siklus I ini masih dirasa kurang memuaskan. Perolehan nilai terkecil, yaitu 66. Siswa yang mendapat nilai tersebut ada 8 orang (28,57%). Perolehan nilai tertinggi, yaitu 83, yang diberikan kepada 8 orang siswa (28,57%). Selain itu, ada 12 orang siswa (42,85%) yang memperoleh nilai 75.
3.      Kekurangaktifan sebagian besar siswa dalam pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus I, disebabkan oleh aktivitas guru dalam membelajarkan mereka. 

Siklus II
Proses KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana.Berdasarkan pengamatan dan penilaian serta catatan para pengamat, aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan lebih baik dari siklus I. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1.      Aktivitas belajar siswa mulai terbiasa, dan ini terjadi karena ada dukungan dari guru. Oleh karena itu diperoleh nilai aktivitas belajar yang lebih baik, yakni 5 orang siswa (17,85%) mendapat nilai 81, dan 23 orang siswa lainnya (82,15%) mendapat nilai 87.
2.      Hasil belajar siswa setelah mengikuti proses KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai evaluasi yang diperoleh keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 60. Nilai terendah hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 75, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa, yaitu 91. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 75 hasil belajarnya sebanyak 6 orang (21,42%). Siswa yang meperoleh nilai 83 hasil belajarnya sebanyak 11 orang (39,28%). Siswa yang memperoleh nilai 91 sebanyak 1 orang (39,28%).
3.      Keaktifan siswa dalam pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptif yang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus II, disebabkan oleh aktivitas guru dalam mengelola setiap tahapan meningkat ke arah yang diharapkan.
b.      Pembahasan
Pembelajaran menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik yang sudah dilaksanakan dalam dua siklus cukup memberi dampak yang positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Limusgede. Sebelum guru dan siswa melaksanakan pembelajaran menulis paragraf deskriptifdengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajar siswa. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar menulis paragraf deskriptif.  Hal ini disebabkan oleh strategi yang digunakan guru dalam pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptif pada saat itu, kurang tepat. Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60.  Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya 8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa (80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik, yang telah dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa lebih bermakna.Kebermaknaan aktivitas belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah strategi pembelajaran heuristik sudah didayagunakan sesuai dengan ketentuan, baik pada saat eksplorasi, elaborasi, maupun akomodasi.Dampak dari aktivitas belajarnya itu, pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan hasil belajar dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, meski peningkatannya tidak begitu tinggi.Oleh karena itu, untuk lebih mengoftimalkan aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II KBMmenulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik terjadi lagi perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil belajarnya.Aktivitas belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih menyenangkan, baik saat mengeksplorasi, mengelaborasi, maupun mengakomodasikan materi ajar yang dipelajari.Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Bahkan, pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan melalui grafik berikut.
Grafik 1
NilaiAktivitas dan Hasil Belajar Siswa


 












Terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBMmenulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua siklus tersebut berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh peningkatan yang lebih baik.
I.       Simpulan
Langkah-langkah KBM menulis paragraph deskriptif yang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristic, meliputi: (1) menyusun rencana KBM, (2) melaksanakan KBM, (3) mengevaluasi hasil KBM, dan (4) menindaklanjuti hasilnya dengan tindakan yang tepat. Oleh karena langkah-langkah tersebut, setelah KBM berlangsung dalam dua siklus aktivitas dan hasil belajar siswa berhasil ditingkatkan ke arah yang diharapkan.
J.     

 
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis paragraf deskriptif. Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa   Indonesia SD. Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis paragraf deskriptif untuk SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pioner.
Hermawan, Asep. 2010. Laporan Penelitian terhadap Proses dan Hasil Belajar Siswa dalam KBMBahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Studi Kasus di SD di Wilayah Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya). Tidak Dipublikasikan.
Heryadi, Dedi. 2008. Metode Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran.    Bandung:Rosda.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh.2007. Otonomi Pendidikan dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Strategi Contextual Teaching and Learning. Malang:IKIP Malang.
Rusyana, Yus. 1995. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan. Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses    Pendidikan. Bandung:Prenada.
Sanjaya, Wina. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Prenada.
Saud, S. U. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Suherli. 2010. Menyusun Karya Ilmiah. Bandung:Yrama Widya.
Sukidin. 2007. Prosedur dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
            Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis paragraf deskriptif Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. 
Trianto. 2007. Model-strategi Berorientasi Konstruktivisme. Bandung: Algensindo.

1 komentar:

  1. Caesars Palace Casino Review and Bonus Code
    Read the Caesars Palace Casino Review 원주 출장안마 and get your 순천 출장샵 exclusive $200 bonus plus $600 안양 출장마사지 deposit 바카라 게임 bonus. Learn more here! Rating: 이천 출장샵 4 · ‎Review by DrmCD

    BalasHapus