A.
Judul
Penggunaan Strategi Pembelajaran
Heuristik dalam KBM Menulis Paragraf Deskriptif Untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa (PTK di Kelas II SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)
B.
Nama
Penulis
Titi Rosmayati
C.
Bidang
Kajian
Keterampilan Menulis pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
D.
Abstrak
Abstrak
Kata
Kunci: KBM
Menulis Paragraf Deskriptif, Kemampuan
Siswa yang Ditunjukkan dalam Aktivitas dan Hasil Belajar, dan Strategi
Pembelajaran Heuristik
Penelitian ini bermula dari adanya kesenjangan yang terjadi dalam
KBM menulis paragraf deskriptif yang telah dilakukan guru dan siswa kelas II SD
Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Kesenjangan dimaksud,
yakni aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas ini, masih jauh dari yang
diharapkan.Hal ini disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang kurang
tepat.Untuk mengatasinya digunakan strategi pembelajaran heuristik. Adapun
pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana langkah-langkah
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskriptif melalui
penggunaan strategi pembelajaran heuristik?, dan (2) apakah penggunaan strategi
pembelajaran heuristik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
paragraf deskriptif? Prosedur yang akan ditempuh untuk membuktikan tepat
tidaknya solusi tersebut, adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
tersebut, dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklusnya menempuh tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Setelah melakukan penelitian
ini dapat diambil simpulan bahwa penggunaan
strategi pembelajaran heuristik dalam KBM menulis paragraf deskriptif terbukti
dapat meningkatkan kemampuan siswa yang menjadi subjek, baik dilihat dari sisi
aktivitas maupun hasil belajarnya.Adanya peningkatan ini, tidak lepas dari
upaya sekemampuan guru, baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan
menindaklanjuti hasilnya.
E.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Masalah
Kualitas
pengelolaan pembelajaran setiap mata pelajaran
di sekolah dasar, perlu terus ditingkatkan melalui berbagai upaya
strategis. Dalam rangka itu, guru memiliki tanggung jawab paling
strategis.Upaya ini telah dan sedang dilakukan, termasuk oleh guru yang
bertugas di SD Negeri 1 Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Tidak
sedikit dari upaya yang telah dilakukan itu telah memberi dampak positif
terhadap tumbuh kembangnya kemampuan siswa, seperti yang terjadi pada siswa
kelas II.Di kelas ini, penulis memiliki tanggung jawab begitu besar.Ada di
antaranya upaya yang telah dilakukan, dinilai kurang berhasil
menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menulis
paragraf deskriptif. Ini merupakan salah satu bentuk persoalan yang tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut, karena ke depan akan menghambat kemampuan siswa dalam
memenuhi tuntutan pembelajaran menulis paragraf deskriptif lainnya.
Berdasarkan
hasil refleksi awal terhadap hasil tulisan siswa diketahui ada beberapa
kesalahan, seperti paragraf yang ditulis belum mencerminkan bentuk paragraf
yang diinginkan.Selain itu, penggunaan pilihan kata yang kurang tepat ditemukan
hampir di setiap kalimat.Belum lagi penggunaan tanda baca dan unsur-unsur
EYD.Hanya ada beberapa orang siswa yang diketahui cukup mampu memenuhi setiap
tuntutan tersebut.
Sebagai
guru yang telah mengelola proses KBM seperti pada konteks di atas, sangatlah
menyadari bahwa hal ini bukan semata-mata disebabkan oleh siswa saja melainkan
disebabkan oleh pula yang kurang
terampil mengelola potensi siswa. Kesalahan teknik pengelolaan pada saat itu, bukan
saja telah berujung pada proses belajar siswa menjadi kurang bermakna tetapi
juga pada rata-rata hasil belajarnya kurang mencapai harapan. Semula penyajian
materi yang berlebih dikira akan memberikan dampak positif pada perkembangan
pemahaman siswa terhadap tata tertib memenuhi bentuk tulisan ini. Suatu yang sangat berharga, yang tidak boleh
terulang kembali di saat memenuhi tuntutan yang sama. Namun sebelum tuntutan itu
dialami lagi ke depan pada siswa yang lain, perlu kiranya dari sekarang
diupayakan berbagai strateginya yang tepat. Salah satu strategi yang patut
diuji untuk mengatasi persoalan ini, yaitu strategi pembelajaran heuristik.Untuk
menguji efektivitas dari strategi ini dalam mengatasi masalah tersebut, maka
dilakukan penelitian tindakan kelas.
b.
Rumusan
Masalah
Pokok
masalah yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan dalam dua pertanyaan
berikut.
1. Bagaimana
langkah-langkah meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif
melalui penggunaan strategi pembelajaran heuristik?
2. Apakah
penggunaan strategi pembelajaran heuristik dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf deskriptif?
c. Tujuan
Penelitian
Tujuan
mengadakan penelitian ini, antara lain:
1. untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif;
2. untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran menulis paragraf deskriptif;
3. untuk
mengetahui efektivitas strategi pembelajaran heuristik yang diupayakan
mengatasi masalah siswa kurang aktif dalam belajar dan hasilnya kurang mencapai
sasaran.
F. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
a.
Kajian
Teori
1. Menulis paragraf deskriptif
Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal
seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal
tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui
keadaan, warna, rasa, atau kesan yang ada pada hal tersebut. Dengan kata
lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau suasana dengan
kata-kata.
Paragraf
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa
seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa
yang dideskripsikan penulis.
Secara
umum, paragraf deskripsi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1)
paragraf
deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat
berlangsungnya suatu peristiwa;
2)
paragraf
deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal
atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca
dapat membayangkan keadaannya;
3)
paragraf
deskripsi subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran
atau kesan perasaan penulis.
Seperti
telah dikemukakan di atas bahwa paragraf ini memiliki ciri-ciri tertentu,
yakni:
1)
menggambarkan atau melukiskan sesuatu;
2)
penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera;
3)
embuat pembaca atau pendengar merasakan
sendiri atau mengalami sendiri.
Adapun
langkah-langkah konkret dalam menulis paragraf deskriptif, yakni sebagai
berikut.
1) Menentukan
sebuah topik.
2) Membuat
kerangka paragraf deskriptif.
3) Mengembangkan
kerangka menjadi paragraf deskriptif yang diinginkan.
4) Merevisi
paragraf deskriptif yang sudah ditulis.
Berikut
ini akan disajikan contoh paragraf deskriptif yang diinginkan.
Pemandangan
Pantai Pangandaran sangat mempesona.Di sebelah kiri terlihat tebing yang amat
sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang
seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat.Banyaknya
wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Pangandaran ini membuat pantai ini
tidak pernah sepi dari pengunjung. Di Pantai Pangandaran ini kita bisa bermain
pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun
angkutan lainyang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat
indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen
sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah masuk ke dalam hamparan air
laut.
2. Strategi Pembelajaran Heuristik
Penggunaan strategi heuristik bertujuan tertentu,
seperti dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), yaitu “Strategi
pembelajaran heuristik merupakan strategi untuk menyiasati agar aspek-aspek
komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik
untuk mencarai dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka
butuhkan”.Tugas guru dalam pembelajaran berdasarkan strategi ini, dikemukakan
Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 30), yakni mengarahkan peserta didik pada
data-data terpilih, selanjutnya peserta didik merumuskan kesimpulan berdasarkan
data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi ini dan
proses berakhir. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, gurudapat memberikan data
baru hingga peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat.Dalam strategi ini, guru
hanya mengarahkan dan menuntun peserta didik hingga mampu menemukan sendiri.
Sejalan dengan pendapat ahli di atas, Sagala (2009:
71) mengemukakan bahwa “Melalui strategi pembelajaran heuristik bahan atau materi pelajaran
diolah oleh siswa.Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru
sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.Strategi pembelajaran
heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk
pemecahan masalah. Dengan strategi pembelajaran heuristik diharapkan siswa
bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap
positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik
terbagai atas diskoveri dan inkuiri.
Agar
peran strategis di atas dapat dipenuhi dengan baik, guru perlu lebih dulu
menyusun suatu perencanaan untuk dijadikan pedoman pada saat melaksanakan
tugasnya itu.
Ada beberapa
hal yang perlu selalu diingat guru dalam mengimplementasikan strategi
pembelajaran heuristik sebagai landasan dalam membelajarkan siswa dalam menulis
paragraf deskriptif, yakni sebagai berikut.
1)
Pusat kegiatan belajar
mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2)
Pembelajaran dimulai
dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3)
Bangkitkan motivasi
belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik
dan berguna bagi kehidupannya.
4)
Guru harus segera
mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik
bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
5)
Siswa harus selalu
aktif selama pembelajaran.
6)
Proses aktif ini tidak
terjadi melalui transmisi, tapi melalui interpretasi.
7)
Interpretasi selalu
dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya.
8)
Interpretasi dibangun
oleh metode instruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar pikiran),
melalui diskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
9)
Tanya jawab didorong
oleh kegiatan inkuiri (ingin tahu) para siswa. Jadi kalau siswa tidak bertanya/tidak bicara berarti dia
tidak belajar secara optimal.
10) Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu
proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.
Adapun
sebagai tolok ukur dari langkah-langkah yang sebaiknya ditempuh oleh guru pada
saat melaksanakan tugasnya membelajarkan siswa berdasarkan ketentuan strategis
pembelajaran heuristik, seperti dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2008:
30), yakni, langkah awal pengajar dalam strategi pembelajaran heuristik, yakni
mengarahkan peserta didik pada data-data terpilih. Selanjutnya pserta didik
merumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat,
tercapailah tujuan strategi ini dan proses berakhir. Sebaliknya, bila
kesimpulan salah, pengajar bisa memberikan data baru hingga peserta didik
memperoleh kesimpulan yang tepat.Dalam strategi ini, pengajar hanya mengarahkan
dan menuntun sampai peserta didik bisa menemukan sendiri.
Dengan
demikian, menjadi jelaslah bahwa strategi pembelajaran heuristik adalah sebuah
strategi yang menyiasati agar aspek-aspek dari komponen-komponen pembentuk
sistem instruksional mengarah kepada pengaktifan siswa, mencari dan menemukan
sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang dibutuhkannya. Menurut Iskandarwassid
dan Sunendar (2008: 30), “Ada beberapa teknik penyajian yang pararel dengan
strategi pembelajaran heuristik, yakni inkuiri (inquiry), pemecahan masalah (problem
solving), eksperimen, penemuan (discovery),
teknik nondirektif, penyajian secara kasus, dan teknik penyajian kerja lapangan”.
Ada beberapa langkah konkret yang harus diupayakan
guru dalam mengelola proses belajar siswa bila menggunakan strategi
pembelajaran heuristik. Beberapa langkah dimaksud dijelaskan Mulyasa (2003:243)
dalam rangkaian tahapan berikut.
1)
Tahap pemanasan-apersepsi
selama lebih kurang 5 s.d. 10 menit, dengan langkah-langkah berikut: (1)
pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2)
motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna baginya; (3)
peserta didik didorong agar tertraik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2)
Tahap eksplorasi selama
lebih kurang 25 s.d. 30 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
materi/keterampilan baru diperkenalkan; (2) libatkan siswa secara aktif dalam problemsolving; (3) letakkan penekanan
pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan
berbagai aspek kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari metodologi yang
paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari
pengetahuan peserta didik.
3)
Tahap konsolidasi
pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) melibatkan peserta
didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru; (2)
libatkan siswa secara aktif dalam problem
solving; (3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara
materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam
lingkungan; dan (4) cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar
dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.
4)
Tahap pembentukan sikap
dan perilaku selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) peserta didik didorong untuk menerapkan konsep/pengertian yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (2) peserta didik membangun sikap
dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang
dipelajari; dan (3) cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan
pada sikap dan perilaku peserta didik.
5)
Tahap penilaian
formatif selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (2)
gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan
peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (3) cari metodologi yang paling tepat yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan oraian teori di atas, terhadap pokok
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebuah hipotesis tindakan sebagai
berikut “Kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskriptif meningkat setelah
digunakan strategi pembelajaran heuristik”.Kebenaran hipotesis tersebut perlu
dibuktikan melalui data empiric di lapangan.
G. Metodologi Penelitian
a.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini, yaitu siswa kelas II SD
Negeri 1 LimusgedeTahun Pelajaran 2008/2009, yang berjumlah 28 orang, yang
sedang menempuh semester 1 dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
b.
Tempat
Penelitian
Tempat penelitian ini berlangsung, yaitu di
kelas II SD Negeri Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Pemilihan
sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan proses KBM
menulis paragraf deskriptif pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
c.
Waktu
Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini, yaitu pada
awal tahun pelajaran 2008/2009.Lamanya waktu yang diperlukan,lebih kurang tiga
bulan, yang terhitung mulai bulan Februari hingga April 2008.Dalam menentukan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Hal ini karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di
kelas.
d.
Siklus
PTK
Siklus yang ditentukan untuk kepentingan
penelitian ini, yakni dua siklus. Dalam setiap siklusnya menempuh empat tahapan
berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
e.
Teknik dan
Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah
tes, observasi, wawancara, dan diskusi.Untuk masing-masing teknik tersebut
digunakan lembar tes, lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar diskusi.
f.
Teknik
Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti berikut.
1. Hasil
belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2. Aktivitas
siswa dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3. Implementasi
pembelajaran menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi
heuristik dengan caramenganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan
dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
H.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a.
Hasil
Penelitian
Siklus
I
Pelaksanaan
KBMmenulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi
pembelajaran heuristik pada siklus I, dapat diamati, yang hasilnya sebagai
berikut.
1. Aktivitas
belajar siswa masih kurang sesuai dengan tahapan-tahapan belajar yang sudah
direncanakan. Hal ini disebabkan oleh guru belum terbiasa mengelola
pembelajaran menulis paragraf deskriptif berdasarkan pola strategi heuristik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru tidak dapat berbuat banyak. Perolehan nilai aktivitas
belajar siswa dalam Pelaksanaan KBM menulis
paragraf deskriptif yang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran
heuristik pada siklus I, yakni 9 orang siswa (32,15%) mendapat nilai 75, dan 18 orang siswa lainnya (67,85%) mendapat nilai 81.
2.
Hasil belajar siswa dalam KBM menulis
paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran
heuristik pada siklus I, cukup mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan, yakni 60. Namun hasil belajar pada siklus I ini masih
dirasa kurang memuaskan. Perolehan nilai terkecil, yaitu 66. Siswa yang
mendapat nilai tersebut ada 8 orang (28,57%). Perolehan nilai tertinggi, yaitu
83, yang diberikan kepada 8 orang siswa (28,57%). Selain itu, ada 12 orang
siswa (42,85%) yang memperoleh nilai 75.
3.
Kekurangaktifan sebagian besar siswa dalam
pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi
pembelajaran heuristik pada siklus I, disebabkan oleh aktivitas guru dalam
membelajarkan mereka.
Siklus
II
Proses
KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi
pembelajaran heuristik pada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana.Berdasarkan pengamatan dan penilaian serta catatan para pengamat,
aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan lebih baik dari
siklus I. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1. Aktivitas
belajar siswa mulai terbiasa, dan ini terjadi karena ada dukungan dari guru. Oleh
karena itu diperoleh nilai aktivitas belajar yang lebih baik, yakni 5 orang
siswa (17,85%) mendapat nilai 81, dan 23 orang siswa lainnya
(82,15%) mendapat nilai 87.
2. Hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses KBM menulis paragraf deskriptifyang
disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus II
mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai evaluasi yang diperoleh
keseluruhan siswa lebih darikriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan, yakni 60. Nilai terendah hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 75,
sedangkan nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa, yaitu 91. Nilai terendah dan
nilai tertinggi tersebut berada di atas nilai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yang telah ditetapkan sekolah. Siswa yang memperoleh nilai 75 hasil
belajarnya sebanyak 6 orang (21,42%). Siswa yang meperoleh nilai 83 hasil
belajarnya sebanyak 11 orang (39,28%). Siswa yang memperoleh nilai 91 sebanyak
1 orang (39,28%).
3. Keaktifan
siswa dalam pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptif yang disajikan dengan
menggunakan strategi pembelajaran heuristik pada siklus II, disebabkan oleh
aktivitas guru dalam mengelola setiap tahapan meningkat ke arah yang
diharapkan.
b. Pembahasan
Pembelajaran menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan
menggunakan strategi pembelajaran heuristik yang sudah dilaksanakan dalam dua
siklus cukup memberi dampak yang positif terhadap aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas II SD Negeri 1 Limusgede. Sebelum guru dan siswa melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf deskriptifdengan menggunakan strategi
pembelajaran heuristik, mereka tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan,
baik dilihat dari sisi aktivitas maupun hasil belajar siswa. Sebagian besar
siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi ajar menulis paragraf
deskriptif. Hal ini disebabkan oleh strategi
yang digunakan guru dalam pelaksanaan KBM menulis paragraf deskriptif pada saat
itu, kurang tepat. Akibatnya, hasil belajar sebagian besar siswa kurang
memenuhi tuntutan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 60. Siswa yang berhasil memenuhi tuntutan ini hanya
8 orang (19,51%). Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 33 orang siswa
(80,49%) dinyatakan kurang berhasil mencapainya.
Berbeda dengan aktivitas dan hasil belajar siswa
setelah mengikuti KBM menulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan
menggunakan strategi pembelajaran heuristik, yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa lebih bermakna.Kebermaknaan
aktivitas belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh langkah-langkah strategi
pembelajaran heuristik sudah didayagunakan sesuai dengan ketentuan, baik pada
saat eksplorasi, elaborasi, maupun akomodasi.Dampak dari aktivitas belajarnya
itu, pada siklus I seluruh siswa mengalami peningkatan hasil belajar dan
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, meski
peningkatannya tidak begitu tinggi.Oleh karena itu, untuk lebih mengoftimalkan
aktivitas dan hasil belajarnya maka dilakukan siklus II.
Pada siklus II KBMmenulis paragraf deskriptifyang disajikan dengan
menggunakan strategi pembelajaran heuristik terjadi lagi perubahan ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil
belajarnya.Aktivitas belajar pada siklus II dirasakan siswa lebih menyenangkan,
baik saat mengeksplorasi, mengelaborasi, maupun mengakomodasikan materi ajar
yang dipelajari.Itu sebabnya, hasil belajar seluruh siswa pada siklus II lebih
baik daripada siklus I. Bahkan, pada siklus II ini hasil belajar seluruh siswa
melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan.Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan
melalui grafik berikut.
Grafik
1
NilaiAktivitas dan Hasil Belajar Siswa
![]() |
Terjadinya peningkatan ke arah yang
lebih baik pada aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mengikuti KBMmenulis
paragraf deskriptifyang disajikan dengan menggunakan strategi pembelajaran
heuristik, tidak lepas dari dukungan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada dua siklus tersebut
berarti pula kemampuan guru pun meningkat, baik dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi kemampuan siswa dalam
pembelajaran, dan menindaklanjuti hasilnya agar diperoleh peningkatan yang
lebih baik.
I.
Simpulan
Langkah-langkah KBM menulis paragraph deskriptif yang disajikan
dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristic, meliputi: (1) menyusun
rencana KBM, (2) melaksanakan KBM, (3) mengevaluasi hasil KBM, dan (4)
menindaklanjuti hasilnya dengan tindakan yang tepat. Oleh karena
langkah-langkah tersebut, setelah KBM berlangsung dalam dua siklus aktivitas
dan hasil belajar siswa berhasil ditingkatkan ke arah yang diharapkan.
J.
|
Akhadiah, Sabarti. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis paragraf deskriptif.
Jakarta:Rineka Cipta.
Darma, dkk. 2007. Manajemen Prestasi Belajar. Jakarta:Rajawali
Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SD. Jakarta:Depdiknas.
Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis
paragraf deskriptif untuk SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pioner.
Hermawan,
Asep. 2010. Laporan Penelitian terhadap
Proses dan Hasil Belajar Siswa dalam KBMBahasa Indonesia di Sekolah Dasar
(Studi Kasus di SD di Wilayah Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya). Tidak
Dipublikasikan.
Heryadi, Dedi. 2008. Metode Penelitian Tindakan Bahasa. Tasikmalaya:
Universitas Siliwangi.
Kunandar.
2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional dalam Menciptakan Pembelajaran.
Bandung:Rosda.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Teori dan Implementasi). Bandung: Rosda.
Nasrulloh.2007. Otonomi Pendidikan dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Nurhadi. 2003. Strategi Contextual Teaching and Learning.
Malang:IKIP Malang.
Rusyana, Yus.
1995. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan.
Bandung:Algensindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:Prenada.
Sanjaya, Wina.
2007. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: Prenada.

Suherli. 2010.
Menyusun Karya Ilmiah. Bandung:Yrama
Widya.
Sukidin. 2007.
Prosedur dan Implementasi Penelitian
Tindakan Kelas.
Jakarta:Depdiknas.
Suryatmaja. 2007. Belajar Berbahasa. Jakarta:Gramedia.
Tarigan, H.G. 2002. Menulis paragraf deskriptif Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Trianto. 2007. Model-strategi Berorientasi
Konstruktivisme. Bandung:
Algensindo.
Caesars Palace Casino Review and Bonus Code
BalasHapusRead the Caesars Palace Casino Review 원주 출장안마 and get your 순천 출장샵 exclusive $200 bonus plus $600 안양 출장마사지 deposit 바카라 게임 bonus. Learn more here! Rating: 이천 출장샵 4 · Review by DrmCD